Sinopsis dan Data Her Sunny Side:
Judul : Her Sunny Side
Penulis: Koshigaya Osamu
Genre : Romance, drama
Kategori: Fiksi, novel terjemahan
Ukuran: 14*20cm
Tebal : 224 halaman
Harga : Rp. 51.000
Terbit: April 2013
“Apakah kau sendiri juga menganggap bertemu denganku adalah takdir?”Setelah
sepuluh tahun, aku bertemu kembalidengan teman masa kecilku.Berbeda
dengan dirinya dulu yang dijuluki ‘Anak Paling Bodoh Di Sekolah’ dan
sering ditindas, kini ia bertransformasi menjadi seorang gadis jelita
yang serba bisa, sekaligus sukses dalam pekerjaan.
Tetapi, ternyata
gadis itu menyimpan sebuah rahasia masa lalu yang tak pernah kubayangkan
sebelumnya. Perlahan tapi pasti,sedikit demi sedikit rahasia itu
terbongkar. Apakah aku bisa menerima rahasia itu apa adanya?Apakah kisah
cinta kami bisa berakhir bahagia?
Selalu ada kegetiran yang
mengiringi sebuah kebahagiaan saat kita menyukai seseorang. Novel ini
menggabungkan keduanya dengan manis.
Review :
Novel ini mengisahkan tentang
percintaan yang manis, romantis, namun agak miris di akhir ceritanya. Seorang
pemuda bernama Okuda Kosuke bekerja sebagai staff junior pada bagian iklan di
suatu perusahaan, tidak menyangka ditakdirkan bertemu kembali dengan teman lamanya
yang sudah berpisah selama sepuluh tahun. Mereka dipertemukan dalam hal pekerjaan.
Teman lamanya itu bernama Watarai Mao. Mao sebagai staff junior dan statusnya
sudah menjadi karyawan tetap di Lara Aurore, perusahaan pembuat lingerie yang saat
itu sedang berkembang pesat. Mereka terlibat suatu pekerjaan di mana Mao
menjadi klien dari perusahaan tempat Kosuke bekerja. Jadi tugas Kosuke ini
adalah merancang iklan suatu produk lingerie agar dapat menarik perhatian kaum
perempuan usia 20-an sebagai konsumen utama Lara Aurore. Kosuke tidak menyangka
bahwa Mao yang ia kenal dulu sebagai gadis kecil yang ceroboh, bodoh, sering
menjadi bulan-bulanan teman sekelasnya, dan membuat masa-masa SMP Kosuke
menjadi menyedihkan kini berubah amat drastis. Mao yang ia kenal sekarang
adalah seorang wanita dewasa, pintar, dan serba bisa.
Pertemuannya dengan Mao kembali mengingatkan
Kosuke pada masa-masa SMPnya dulu yang sangat menyebalkan. Kecerdasan Mao yang
di bawah rata-rata di mana ia tidak bisa menulis huruf kanji, perhitungan
sederhana, dan bahasa Inggris membuat Kosuke diminta gurunya untuk menjadi
tutor Mao dalam belajar. Belum lagi tentang “Insiden Mentega” yang membuat
mereka dijauhi teman-temannya sampai dengan isu mengenai Mao yang suka
berkeliaran di kompleks perumahan saat malam hari sambil telanjang.
Sebenarnya Mao cukup manis. Sinar nakal matanya yang sering melihat ke
sana kemari memiliki sesuatu yang menarik perhatian; rambut hitam yang saking
pekatnya sampai terlihat seperti warna kebiruan mengundang untuk dielus juga
bibirnya yang mungil. Semuanya mengandung daya tarik.
Karena pekerjaan inilah, mereka
menjadi sering bersama. Kosuke sudah mengira semenjak SMP dahulu Mao sudah
menyukai dirinya dan disadari atau tidak ternyata Kosuke juga jatuh cinta pada
Mao. Hingga suatu hari mereka berkunjung ke rumah orang tua masing-masing untuk
meminta restu. Namun, orang tua Mao kurang menyetujui hubungan mereka karena
latar belakang yang ada pada diri Mao. Mereka tidak mengindahkan ketidaksetujuan
orang tua Mao dan mereka akhirnya menikah. Kosuke tidak mengerti apa yang orang
tua Mao maksud tentang latar belakang Mao. Sebenarnya siapa Mao dan rahasia apa
yang mereka sembunyikan pada Kosuke? Dan benarkah Mao dahulu suka berkeliaran
di kompleks perumahan saat malam hari sambil telanjang? Pertanyaan-pertanyaan
itu selalu menghantui Kosuke tetapi ia tidak mau memikirkannya lebih dalam.
Mereka hidup bahagia sebagai suami istri meskipun Kosuke sering melihat
kejanggalan yang ada pada diri Mao. Hingga suatu ketika Mao menghilang begitu
saja tanpa ada kata perpisahan. Kosuke mencarinya ke mana-mana. Anehnya di
kantor Mao bekerja, identitas Watarai Mao tidak ditemukan dan ketika Kosuke menelpon
ke rumah orang tua Mao, mereka seolah-olah tidak mengenali Mao.
Ke manakah Mao menghilang?
Novel ini menyajikan kisah romantis,
manis, dan sangat mengejutkan di akhir cerita. Bahasa yang digunakan sangat
ringan untuk dicerna tentang isi ceritanya. Di pertengahan cerita mungkin akan
membosankan dan pembaca akan bingung akan dibawa ke manakah cerita ini. Karena
kebanyakan orang Jepang suka membuat konflik klimaks di akhir cerita, begitu
juga dengan novel ini. Pembaca akan kaget, heran atau mungkin senyum-senyum
sendiri karena akhir ceritanya yang begitu unik dan tidak disangka-sangka. Karena
novel ini adalah terjemahan dari novel Jepang banyak istilah-istilah yang dapat
kita pelajari dari novel ini.
Dari kisah Kosuke dan Mao,
mungkin bisa kita tarik kesimpulan bahwa cinta itu tidak butuh yang namanya
alasan. Meskipun dulu Mao bodoh, memiliki latar belakang yang janggal, sikapnya
yang angin-anginan, dan kekanak-kanakan, Kosuke tetap mencintai Mao. Sampai
akhirnya mereka berpisah Kosuke tetap tidak bisa kehilangan Mao. Hingga pada
akhirnya Mao muncul dengan wujud aslinya, Kosuke pun tetap mencintainya.
“Selalu ada kegetiran yang mengiringi sebuah kebahagiaan saat kita
menyukai seseorang.”